Figur Ibu dalam Rumah Tangga dan Karir

komentarin.com

Kita akan membahas mengenai seorang wonder woman yang sangat luar biasa dan hal ini banyak kita temui dalam kehidupan sehari-harti tentunya, yaitu mengenai wanita karir atau seorang ibu yang bekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Artikel ini diangkat melalui jurnal ilmiah dengan berbagai sumber yang absah.

Bekerja merupakan hak setiap individu dalam mengaktualisasikan diri mereka pada pemenuhan tertentu. Dengan bekerja seseorang dapat memberikan efek positif pada diri sendiri maupun pada organisasi kerja. Efek secara langsung yaitu dapat bersosialisasi dengan individu sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (Putri, 2019). Hal ini lumrah bila dilakukan oleh seorang laki-laki yang berkewajiban sebagai pencari nafkah dalam kehidupan keluarga, namun fenomena yang terjadi sangat banyak wanita atau ibu yang bekerja untuk pemenuhan dari dorongan tertentu (Braun & Turner, 2014). 

Ibu memiliki peran sebagai menjaga dan mendidik anak agar menjadi generasi yang lebih cerdas, namun peran ibu sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga tidaklah mudah dilakukan perlu profesionalitas tinggi dalam menjalankan keduanya (Mayangsari & Amalia, 2018). Banyak konflik yang terjadi pada beberapa rumah tangga yang memiliki figur ibu berperan ganda sebagai wanita karir (Ermawati, 2016). Maka hal ini menjadi sebuah fenomena menarik bagaimana seorang ibu mampu menjalankan dan menyeimbangkan peran ganda sebagai ibu karir dan ibu rumah tangga (Dhas & Karthikeyan, 2015).

Wanita karir merupakan wanita yang melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu dan keahliannya, secara umum wanita karir merupakan wanita yang memiliki pendidikan tinggi dan mempunyai status yang cukup tinggi dalam pekerjaanya dan berkarya (Ermawati, 2016; Liu et al, 2020). Ditemukan juga bahwa terdapat dampak yang mungkin berpengaruh pada hubungan sosial sehingga terjadi kecemburuan sosial yang dapat menimbulkan obsesi pada karir (Abalkhail, 2020). Selain itu diskriminasi gender menjadi salah satu faktor menyebab ibu enggan untuk berkarir atau kurangnya keseimbangan mengatur keluarga dan bekerja (Al-Asfour et al, 20107).

Peran ganda pada seorang wanita yang sudah berkelurga memberi tuntutan dan permasalahan yang tinggi, namun tergantung pada individunya ada yang merasa menikmati dan ada yang merasa keberatan dengan harus berkarir dan berutmah tangga. Seorang wanita yang memilih untuk memproritaskan karir maka akan mengorbankan waktu bersama keluarga, namun bila memilih keluarga akan menurunkan kinerja (Paramitha, 2004). Akan terdapat konflik yang dinamakan workfamily conflict karena tidak dapat  menjalankan peran yang terbagi antara karir dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga (Frone et al, 1992).

Namun faktanya banyak ibu yang mampu menyeimbangkan karirnya di dunia militer dengan kehidupan keluarga (Masita et al, 2019), bahkan pada bidang perhotelan wanita mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya sehingga mampu memiliki jabatan tinggi (Liu et al, 2020). Selain itu temuan lain mengatakan bahwa wanita karir mampu mengembangkan dan mempelajari kemampuan serta menambah pengalaman yang baru bagi diri mereka (Clarke, 2011). Keselarasan peran atau work-life balance diharapkan ada pada wanita karir yang berkeluarga sehingga mampu memainkan peran yang seimbang agar terbebas dari masalah kesehatan mental seperti stress, depresi, cemas, dan sebagainya (Kaur, 2013).  

Pada umumnya laki-laki dan perempuan memiliki beban dan tanggung jawab yang proporsional (Shockley et al, 2017), namun hal ini tergantung pada kebutuhan individu untuk mengekspresikan dirinya melalui aktualisasi diri manusia (Rogers, 1975). Kemudian terhadap konsep diri yang kuat bahwa wanita juga dapat berkarir dan mandiri sehingga mampu mengevaluasi diri sendiri (Ahmad & Tekke, 2015). Tidak sedikit seorang ibu memilih berkarir agar dapat mandiri dan dapat membantu ekonomi keluarga.

Referensi:

Satata, D.B.M. (2020). Peran ibu dalam berkarir dan kehidupan berkeluarga. Jurnal Dinamika Sosial Budaya. 22 (2), 165 - 170.