Kepribadian Menurut Para Ahli Psikologi

Getty Images
Kepribadian (personality) merupakan bidang kajian psikologi yang lahir berdasarkan sebuah pemikiran, kajian atau temuan-temuan lain berdasarkan hasil penelitian. Objek kajian kepribadian adalah manusia, atau lebih tepatnya adalah perilaku manusia termasuk kita.

Sebuah kepribadian mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah lau, kesadaran dan alam bawah sadar. Kepribadian membantu dan membimbing individu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial dan tempat tinggal.

Menurut Para Ahli

Gordon Allport menjelaskan bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis meliputi berbagai aspek psikis dan fisik. Kepribadian juga berasal dari sebuah struktur dan sebuah proses. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang bisa berubah. Allport mengatakan secara khusus bahwa kepribadian secara teratur tumbuh serta mengalami perubahan.

Adler juga memberikan tekanan pada pentingnya sifat khas atau keunikan dari tiap kepribadian individu, sehingga segala tingkah laku yang dilakukan oleh individu satu dengan lainnya memberi corak khas pada dinamika kehidupan.

Eysenck berpendapat bahwa kepribadaian adalah jumlah total dari aktual atau potensial organismen yang ditentukan hereditas dan lingkungan yang berawal serta berkembang melalui berbagai interaksi fungsional dari faktor-faktor utama yang terdiri dari kognitif, konatif, afeksi, dan somatis.

Sulivan juga berpendapat bahwa kepribadian merupaan suatu entitas hipotesis yang tidak dapat dispisahkan dari situasi-situasi antarpribadi, dan tingkah laku antar pribadi yang merupakan satu-satunga segi yang dapat diamati sebagai sebuah kepribadian.

Menurut Murray sendiri, kepribadian adalah abstraksi ayng dirumuskan oleh teoritis yang bukan semata-mata terdeskrepsi tingkah laku individu, karena rumusan tersebut berdasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi dan dapat disimpulkan.

Proses Pembentukan Kepribadian

Genetik, Faktor ini menjelaskan bahwa sebuah kepribadian dapat dipengaruhi oleh bawaan dari lahir. Bermula adanya hereditas individu yang kan lahir dibentuk oleh 23 kromosom (pasangan X X) dari ibu, dan 23 Kromosom (pasangan X Y) dari ayah. Berbagai hasil studi mengenai perkembangan prenatal sebelum lahir atau masa dalam kandungan menunjukkan bahwa kemampuan menyesuaikan diri terhadap kehidupan setelah lahir berdasar atau bersumber pada masa konsepsi. Sebenarnya pembentukan kepribadian tidak secara langsung dibentuk oleh genetik, namun lebih kepada kualitas sistem syaraf yang terbentuk, keseimbangan biokimia tubuh.

Lingkungan, pengaruh terhadap pembentukan kepribadaian sangat besar karena lingkungan merupakan tempat kita tinggal dan beradaptasi. Oleh karenanya lingkungan menjadi perangsang bagi perkembangan seorang anak hingga menjadi dewasa. Hal ini bertujuan agar pihak lingkungan mau menerima kita sebagai individu yang tergabung dalam kelompok organisem kehidupan, maka lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan pembentukan kepribadian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Terdapat berbagai banyak faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadaian individu, karena kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil. Namun terbentuknya dan perubahan kepribadian tidak terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil observasi, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial, budaya, usia, trauma, dan faktor lain seperti:

Pengalaman, pentingnya sebuah pengalaman (di masa kanak-kanak) dalam perkembangan kepribadian seperti yang dijelaskan oleh Sigmund Freud seperti trauma di masak kecil yang sulit untuk menghapus inngatan.

Pengaruh Budaya, dalam sebuah lingkungan seseorang akan dipaksa untuk mengalami dan mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar kehidupan yang sudah ditentukan oleh lingkungan budaya sekitar.

Kondisi fisik, secara tidak langsung tubuh seseorang akan mempengaruhi orang lain juga seperti lirikan mata, bisikan, isyarat. Kemudian kondisi fisik lainnya juga dapat mempengaruhi yakni, seperti cacat fisk, lelah, malnutrisi, gangguan fisik lain.

Daya tarik, bagi individu yang memiliki nilai lebih pada karakterisitiknya maka akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.

Intelegensi, biasanya yang menerima pujian akan nilai bagus akan lebih menyombongkan diri dan merasa paling superior di kelasnya, sedangkan seseoranng yang memiliki nilai rendah cenderung merasa dirinya bodoh.

Emosi, penekanan ekspresi emosional negatif seperi marah membuat individu dinilai menjadi seseorang yang belum matang.

Nama, walau hanya sekedar nama, namun memiliki pengaruh terhadap konsep diri. Karena nama merupakan sebuah asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran individu lain sehingga hal sebutan nama akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri.

Keberhasilan dan kegagalan, sebuah kegagalan akan mempengaruhi konsep diri seseorang sehingga menjadi kurang optimis, sedangkan keberhasilan akan lebih menunjang dan menambah kepercayaan diri orang tersebut.

Penerimaan sosial, seseorang yang yang diterima dalam lingkungan tempat tinggal atau kelompok sosial akan lebih meningkatkan kepercayaan diri, sebaliknya apabila kelompok sosial menolak maka akan terbentuk pribadi yang cenderung cemberut, sedih, mudah benci.

Keluarga, sebuah keluarga sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak, karena waktu terbanyak seorang anak dalam kehidupan adalah keluarga.

Perubahan fisik, kematangan fisik yang mengarah pada perbaikan kepribadian sehingga membentuk konsep diri yang kuat.
 

Tipe Kepribadian

berdasarkan aspek biologis, Hippocrates membagi menjadi empat kelompok dengan fokus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu tersebut. Empat jenis cairan tubuh tersebut meliputi empedu kuning (choleris), empedu hitam (melankolis), cairan lendir (flegmatis), dan darah (sanguinis).
  • Sanguinis, karakteristiknya cepat, periang, tidak stabil. Disebabkan oleh pengaruh proses darah.
  • Choleris, karakteristiknya mudah marah. Disebabkan oleh proses empedu kuning.
  • Melankolis, karakteristiknya pesimistis, pemurung. Disebabkan oleh pengaruh proses empedu hitam.
  • Flegmatis, karakteristiknya lamban, tidak mudah tergerak. Disebabkan oleh pengaruh proses lendir.
Jadi kepribadian merupakan variasi individu dalam mempertahankan diri terhadap lingkungan. Kepribadian memiliki berbagai khas yang berbeda pada tiap manusia dilihat dari latar belakang masing-masing kehidupan. Pembentukan kepribadian tidak terlepas dari organisme kehidupan sehingga memunculkan dinamika kehidupan yang semakin kompleks.