Overthinking, Dampak dan Mengatasinya

warungsatekamu.org
Overthinking atau bisa dikenal dengan ruminasi adalah proses manusiawi dalam mengelola informasi menjadi sebuah pikiran. Saat ini marak sekali generasi muda selalu melontarkan hal-hal yang berifat overthiking yang akhirnya menjadi beban hidup sehari-hari. Mengatasi overthinking bisa jadi salah satu hal yang sulit untuk dilakukan oleh sebagian orang. Hal yang dipikirkan kadang bisa bermacam-macam, mulai dari memikirkan sesuatu yang lampau, yang sedang terjadi saat itu juga, sampai yang akan terjadi ke depannya. Hal sebenarnya bisa jadi disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti sakit hati, rasa malu sampai rasa cemas yang berlebihan.

Dampak Overthinking Berbahaya?

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar beberapa quotes tentang overthinking di berbagai platform media sosial, seperti salah satunya "overthinking kills your happiness". Namun kita sendiri mungkin saja masih belum memahami apa yang sebenarnya berbahaya dari kebiasaan satu ini tentunya. Jadi apa sebenarnya dampak bahaya dari overthinking itu sendiri bagi tubuh kita? Mari kita ulas satu persatu melalui rangkuman penelitian yang sudah ada.

Dampak pada Gangguan Mental

Pertama, overthiking dapat meningkatkan peluang pada gangguan mental kita, hasil penelitian pada tahun 2013 yang diterbitkan oleh Journal of Abnormal Psychology  mengungkapkan bahwa terlalu memikirkan kesalahan masa lalu dapat meningkatkan resiko gangguan mental. Mungkin sebagian dari kita masih belum menerima kejadian-kejadian masa lampau yang tentunya menjadi penyesalan kenapa hal yang semestinya tak dilakukan kita lakukan saat itu. 
Misalnya, ditolak pekerjaan saat melamar, patah hati diputus kekasih, melakukan kesalahan dalam pekerjaan, nilai IPK tidak memuaskan karena sering membolos, dan sebagainya. Hal itulah yang dapat meningkatkan peluang kita untuk terkena gangguan mental karena terus memikirkan dan merasa menyesal setiap saat.

Sulit Menyelesaikan Masalah

Kedua, overthinking dapat membuat kita sulit untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang overthiking merasa bahwa mereka sedang mencoba memahami dan memecahkan masalah mereka (Papageorgiou & Wells, 2001, 2003). Namun sayangnya overthiking tersebut menjaddi pemicu sehingga mengganggu proses penyelesaian masalah itu sendiri karena kurangnya aksi. Hasil eksperimen juga menunjukkan bahwa seseorang yang overthinking mendorong mereka untuk menilai masalah mereka sebagai suatu yang berlebihan dan tidak terpecahkan (Lyubomirsky et al., 1999). 
Misalnya, beberapa orang mungkin pernah ditimpa suatu masalah seperti ketika sedang mengendarai kendaraan lupa membawa SIM atau STNK, sehingga dalam perjalanan selalu dipikir terus. Hal ini tidak menjadikan solusi dan dapat menimbulkan ketidak fokusan ketika berkendara dan terjadi rawan kecelakaan.

Kualitas Tidur Terganggu

Berikutnya, overthiking sendiri dapat menganggu kulitas tidur kita karena terus otak tidak menjadi rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekhawatiran akibat overthiking pada kualitas tidur seseorang. Seseorang yang susah tidur biasanya cenderung overthinking berlebihan sehingga menjadi insomnia atas kekhawatirannya (Harvey, 2000; Lichstein & Rosenthal, 1980; Nicassio et al., 1985), tentunya hal ini tidak baik bagi kesehatan seseorang tersebut secara fisik maupun psikis. Dampaknya tentu akan membuat jam tidur menjadi kacau dan tidak terkontrol sehingga dapat menggangu kinerja dan produktivitas sehari-hari. 

Rasa Cemas Berlebihan

Cemas merupakan hal lumrah bagi sebagian orang, namun perlu diketahui rasa cemas berlebihan menjadi tidak terkendali dan bisa memicu stres yang akhirnya dapat menimbulkan depresi. Hal ini tentu merugikan diri kita sendiri apabila rasa cemas berlebihan tidak dapat kita tekan. Misalnya, ketika besok akan melakukan presentasi kita merasa cemas seakan-akan banyak yang harus diperbaiki dan merasa banyak kesahalan yang harus diperbaiki ketika menjadi presenter di depan panggung.

Memikirkan Perkataan Orang Lain

Sebagai mahkluk sosial tentu sehari-hari kita bertemu dengan berbagai macam karakter manusia dan saling berkomunikasi. Tatkala ada seseorang yang memiliki karakter mengkritisi sehingga membuat kita menjadi risih dan selalu memikirkan apa yang diucapkan orang tersebut kepada kita sehingga kita harus selalu menjadi apa yang orang lain ucapkan. Hal ini sebenarnya baik bagi diri kita dan bisa menjadi evaluasi bagi diri karena dapat dinilai oleh orang lain, namun tentu tidak selalu perkataan orang lain harus dipenuhi karena kita juga memiliki arah dan tujuan untuk hidup bebas sesuai dengan keinginan kita.

Takut untuk Memulai Sesuatu

Ketakutan menjadi sebagian ancaman bagi seseorang untuk memulai atau mencoba hal baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Namun sebelum overthinking yang tidak-tidak dengan bebrgai spekulasi sebaiknya lebih dulu untuk menghilangkan ketakutan. Rasa takut sendiri hal lumrah bagi setiap orang karena itu merupakan proses mental, namun sedikit menekan rasa takut dan mencobanya maka kita dapat menghilangkan rasa penasaran dan tidak menjadi overthinking.

Cara Mengatasi Overthinking

  • Evaluasi apa yang sebenarnya sudah terjadi dan kita lakukan
  • Cerita pada orang yang dekat dan kita percaya
  • Curahkan pikiran kita melalui tulisan
  • Fokus dengan tujuan dan hal yang dapat kita kontrol
  • Jangan takut mencoba hal baru agar tidak penasaran
  • Kendalikan imajinasi yang muncul
  • Travelling dan bersosialisasi secara positif
  • Banyak aksi daripada dipikirkan saja
  • Melakukan meditasi dan teknik pernafasan perut
  • Tingkatkan religiusitas kepada Sang Pencipta
Beberapa tips di atas yang dapat dilakukan untuk mengatasi overthinking pada diri kita, mungkin sebagian seseorang memiliki cara berbeda dalam mengatasi overthinking yang berlebihan, namun beberapa tips di atas dapat dilakukan untuk menekan overthinking pada diri kita.


Referensi: