Bersosialisasi Resep Sehat untuk Mental Kita

PIMC.co.id

Sebagai makhluk sosial, mustahil manusia hidup tanpa bersosialisasi. Terlepas dari tertutup atau terbukanya karakter seseorang pada orang lain, bersosialisasi mutlak diperlukan termasuk untuk kesehatan mental. Bersosialisasi terbukti bisa meningkatkan kesehatan otak dan menurunkan risiko mengalami demensia.Tentu bersosialisasi yang bermanfaat adalah jenis sosialisasi positif. Bukannya terjebak dalam lingkaran pertemanan yang lebih banyak aktivitas negatif di dalamnya seperti saling pamer atau tak bisa menghargai orang lain. Artinya, penentuan berada dalam lingkaran sosialisasi positif atau negatif harus disaring dari diri sendiri, disadur dari SehatQ mari kita simak resep dalam menyehatkan mental kita.

Menghindari depresi

Berinteraksi dengan orang lain akan membuat perasaan menjadi lebih senang. Dalam jangka panjang, bersosialisasi akan mengurangi risiko mengalami depresi. Itulah sebabnya ada orang yang efektif memperbaiki mood mereka dengan cara membangun koneksi sosial bersama orang lain.

Menurunkan risiko demensia

Bagi lansia, bersosialisasi baik untuk kesehatan mental. Dalam penelitian, orang yang terbiasa terkoneksi dengan orang lain menunjukkan daya ingat dan kemampuan kognitif yang lebih baik. Dalam jangka panjang, lansia yang masih aktif bersosialisasi jarang mengalami demensia dibanding yang terisolasi secara sosial.

Merasa nyaman

Interaksi sosial bisa membuat seseorang merasa nyaman, dengan caranya masing-masing. Mungkin bagi social butterfly, hinggap dari satu kelompok ke kelompok lain sudah menjadi kewajiban bagi mereka. Tapi tentu berbeda dengan orang introvert yang bisa merasa kehabisan energi jika bertemu terlalu banyak orang.Namun terlepas dari apakah seseorang introvert atau ekstrovert, tetap saja interaksi sosial menimbulkan rasa nyaman. Sebut saja bagi introvert, mereka merasa nyaman bersosialisasi dengan orang-orang terdekat tempat mereka bisa berbicara dan menuangkan keluh kesah apapun.

Memotivasi jalani gaya hidup sehat

Lihat bagaimana pengobatan non-medis seperti berkumpul dengan support group kerap disarankan bagi pasien tertentu. Secara tidak langsung, itu adalah bentuk bersosialisasi yang bermanfaat untuk memotivasi tiap individu. Dengan saling bercerita bersama teman seperjuangan, maka akan ada motivasi untuk sembuh atau lebih menerima penyakit yang diderita.Tentu hal ini tak hanya berlaku pada support group penderita penyakit tertentu saja. Dalam level yang lebih sederhana, pertemanan dalam kelompok yang sama-sama suka berolahraga atau menjalani pola makan sehat tertentu juga bisa saling memotivasi.
 

Kontak langsung bagaikan “vaksin”

Secara psikologis, kontak langsung memberi stimulus pada sistem saraf sehingga melepaskan semacam “cocktail” pada neurotransmitter yang bertugas merespons stres dan rasa cemas berlebih. Artinya, ketika terbiasa bersosialisasi dengan bertemu langsung, maka seseorang bisa lebih tahan banting terhadap berbagai pemicu stres.Sama seperti vaksin yang memicu antibodi untuk keluar, bahkan interaksi sederhana seperti melakukan tos atau berjabat tangan bisa menstimulus produksi oksitosin. Ketika ada produksi oksitosin melimpah, maka tingkat kepercayaan bisa meningkat. Di saat bersamaan, level kortisol yang merespons stres pun menurun.

Mencegah penurunan kesehatan mental

Jika di atas sudah disebutkan bahwa bersosialisasi mencegah demensia hingga penurunan fungsi degeneratif otak, ada penelitian lain yang tak kalah menarik. Menurut Cognitive Neurology and Alzheimer’s Disease Center di Chicago, para “SuperAgers” atau lansia berusia 80 tahun ke atas dengan kesehatan mental layaknya orang lebih muda memiliki satu kesamaan: punya sahabat dekat.Dengan adanya sahabat dekat dalam jangka panjang ini, terbukti membuat para SuperAgers mendapatkan dampak positif dari interaksi sosial ketimbang yang tidak.Bahkan bagi orang yang tak suka bersosialisasi dengan terlalu banyak orang sekalipun, berinteraksi hanya dengan satu orang sahabat dekat saja tetap bisa membawa manfaat positif bagi kesehatan fisik dan juga mental.Tak hanya baik untuk kesehatan otak, bersosialisasi terbukti bisa memotivasi seseorang menjalani hidup yang lebih positif, sehat, dan menyenangkan.
 
Jadi bagaimana? mari kita jaga aktivitas kita kepada orang lain dan lingkungan sekitar kita agar mental dan tubuh kita lebih terjaga.