Simak, Gangguan Bipolar

health.osu.edu

Perlu kita ketahui bahwa gangguan kesehatan tidak hanya muncul secara fisiologi (fisik) saja, melainkan gangguan kesehatan yang terjadi pada manusia juga bisa muncul pada gangguan mental. Seiring berjalannya waktu jenis penyakit mental semakin muncul, hal ini mungkin tanpa disadari oleh orang lain bahkan penderitanya itu sendiri salah satunya adalah gangguan bipolar (bipolar disorder). Bagi belum mengetahui bahwa gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai adanya perubahan drastis pada suasana hati seseorang. Pada penderita gangguan ini dapat merasa sangat gembira atau euforia, kemudian berubah menjadi sangat sedih hal ini berubah secara signifikan.

Parahnya gangguan bipolar tersbut dapat diderita seumur hidup oleh penderitanya sehingga dapat berpengaruh pada segala aktifitas penderitanya. Pemberian obat-obatan dan psikoterapi dapat membantu penderita untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari, namun hal ini tentu disesuikan dengan dosis dan latar belakang penderitanya gar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kesehatan fisik karena efek samping mengkonsumsi obat-obatan.

Penjelasan gangguan Bipolar

Bipolar disorder merupakan gangguan jiwa yang umumnya mempengaruhi mood atau suasana hati penderitanya. Dari kata bi (dua) dan polar (berlawanan), penderitanya dengan mudah berada pada episode manik dan depresif. 
Pada kriteria DSM–5, gangguan bipolar dibagi menjadi gangguan bipolar I dan gangguan bipolar II. Diagnosis gangguan bipolar I ditegakkan apabila pasien memenuhi kriteria episode manik. Episode ini bisa didahului atau diikuti oleh episode hipomanik atau depresi berat. Sementara pada gangguan bipolar II ditegakkan apabila pasien memenuhi kriteria episode hipomanik saat ini atau riwayat sebelumnya dan kriteria untuk episode saat ini atau riwayat depresi berat.

Episode manik, artinya penderita sedang memiliki mood yang tinggi, misalnya: perasaan lebih humoris; lebih bersemangat; lebih cerdas; paling semangat insomnia. Sementara episode fase depresif adalah perasaan rendah diri yang amat sangat, merasa bersalah, sehingga dirinya merasa tidak berharga hingga keinginan bunuh diri.

Pada tahun 2016 WHO mencatat terdapat 60 juta penderita gangguan bipolar di dunia dan hasil survey mengungkap bahwa setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 data dari Institute for Health Metrics and Evaluation menyatakan jika penderita gangguan bipolar masuk dalam peringkat kelima terbesar di Indonesia.

Ciri-ciri Penderita Gangguan Bipolar 

Beberapa kasus yang terjadi mungkin saja ciri-ciri yang tampak tidak dapat teridentifikasi secara langsung oleh diri kita maupun orang lain, bisa jadi hal tersebut dapat diamati melalui melalui observasi dan wawancara dan hasil aktifitas yang telah dikerjakan. Beberapa hal ciri-ciri yang sering muncul melalui dua episode yang berbeda pada penderitanya.

Pada episode manik, dapat teramati melalui ciri-ciri seperti:
  • Perasaan senang yang tidak terkontrol.
  • Berbicara cepat dan semangat.
  • Hasrat seksualitas tinggi.
  • Memiliki banyak ide hingga sulit berkonsentrasi.
  • Percaya diri yang tinggi.
  • Insomnia.
  • Sangat fokus dalam mengerjakan sesuatu.
Akan tetapi, rasa bahagia dan semangat yang memuncak dapat membuat perilaku penderita menjadi sangat agresif dan tidak terkontrol, seperti penyalahgunaan obat-obatan, mengganggu sekitar, dan boros dalam keuangan.

Pada episode depresif, dapat teramati melalui ciri-ciri berikut:
  • Rasa sedih berlebihan hingga akhirnya lelah.
  • Hilang ketertarikan terhadap berbagai hal yang disukai.
  • Sulit berkonsentrasi dan mudah ragu.
  • Hilangnya rasa percaya diri.
  • Rasa ingin mengakhiri hidup.
Pada episode depresif ini, pasien bipolar merasakan gangguan tidur atau tidur berlebihan sepanjang hari. Selain itu, mereka terus merenung layaknya seseorang tanpa gairah hidup dan tujuan. Fatalnya, penderita ini dapat melakukan penyalahgunaan obat-obatan dan menyakiti dirinya sendiri (self harm). Diagnosis bipolar yang cukup parah membuat penderitanya mengalami delusi dan juga halusinasi.

Pengobatan Serta Pencegahan Gangguan Bipolar

Pengobatan gangguan bipolar bertujuan untuk mengurangi frekuensi kemunculan gejala yang dialami oleh penderitanya sehingga membantu penderita agar dapat kembali melakukan aktifitas sehari-harinya, selain itu juga dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan lain yang muncul.

Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita gangguan bipolar antara lain seperti: Pemberian obat-obatan, seperti obat penyeimbang suasana hati, obat antidepresan, serta obat antipsikotik. Selain itu dengan melakukan psikoterapi seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), cognitive behavioral therapy (CBT), dan psikoedukasi.

Hingga saat ini belum ditemukan metode yang dapat mencegah gangguan bipolar pada penderitanya. Namun, apabila gangguan tersebut kambuh gejalanya dapat dikurangi dengan melakukan beberapa hal seperti: 
  • Rutin mengonsumsi obat sesuai resep dokter dan menjalani psikoterapi
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA
  • Olahraga secara rutin
  • Mengelola stres dengan baik
  • Beristirahat dan tidur yang cukup
  • Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman
  • Meningkatkan spiritual
Beberapa tersebut tentu saja mersahkan apabila muncul pada kita, keluarga, ataupun teman yang menderita gangguan bipolar sehingga penanganan sejak dini dan dukungan sosial dapat meringankan penderita agar dapat berjuang dalam proses kesembuhan dan pengurangan gejala yang muncul.